Aktiva Tetap Berwujud
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Aktiva tetap berwujud merupakan suatu
harta yangsifat permanen memiliki umur
ekonomis lebih dari satu tahun yang memiliki nilai manfaat dalam jangka panjang
dan memiliki nilai penyusutan dan harga perolehan.Contoh aktiva tetap berwujud
yaitu tanah,mesin,kendaraan,gedung dll
Pengelompokkan Aktiva Tetap Berwujud
- Aktiva
tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan
pertanian dan peternakan
- Aktiva
tetap yang umurnya tidak terbatas dan apabila yang sudah habis masa
penggunaanya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis
- Aktiva
yang tetap umurnya terbatas dan apabila yang sudah habis masa penggunaanya
bisa diganti dengan aktiva yang sejenis
Cara Perolehan Aktiva Tetap
1.
Pembelian tunai
2.
Pembelian Angsuran
3.
Penukaran aktiva sejenis
KARAKTERISTIK AKTIVA
TETAP BERWUJUD
1. Tidak untuk dijual
kembali
2. Memiliki wujud fisik
3. Memiliki nilai
material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti : harga tanah,
harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya
4. Memiliki periode
manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun)
5. Dapat memberikan
banyak manfaat di masa yang akan datang
6. Aset dapat
dipergunakan secara efektif dalam aktifitas normal perusahaan (tidak untuk
dijual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi)
7. Dimiliki oleh
perusahaan tidak sebagai investasi
PENYUSUTAN
Semua jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan semakin
berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian,
keausan, ketidak seimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan
keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai
aktiva tetap yang bersangkutan dan hal ini perlu dicatat dan dilaporkan.
Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini disebut penyusutan (
depreciation)
Metode
Penyusutan
Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan yaitu
nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar
penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa : harga
perolehan dan nilai buku. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat
dinyatakan dalam tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus :
a. Metode garis
lurus ( Straight line )
Biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu,
dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
Contoh :
Tarif penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka
tarifnya 100% : 5 = 20 %
harga kendaraan Rp 12.500.000, nilai sisa diperkirakan Rp
1.550.000, maka biaya penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 – Rp.1550.000) =
Rp.2.190.000
Th
|
Harga
Perolehan
|
Biaya
Penyusutan
|
Ak.
Penyusutan
|
Nilai buku
|
1
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.310.000
|
2
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.4.380.000
|
Rp. 8.120.000
|
3
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.6.570.000
|
Rp. 5.930.000
|
4
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.8.760.000
|
Rp. 3.740.000
|
5
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.950.000
|
Rp. 1.550.000
|
b. Metode saldo menurun (
Declining balance )
Biaya penyusutan akan merata sepanjang umur aktiva tetap dan
biaya penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun selama taksiran masa manfaat
dikarenakan semakin tua, kapasitas aktiva dalam memberikan jasanya juga
akan semakin menurun.
Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan =
Nilai buku awal periode
c. Metode Jam Jasa
(service hours method)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama
mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time)
Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan
jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung pada jam
jasa yang terpakai (digunakan). Depresiasi dengan metode ini dihitung dengan
rumus :
Depresiasi/Jam = {(Harga perolehan – Nilai sisa)/Taksiran jam jasa }
Depresiasi = {(Depresiasi/jam) x Jam penggunaan}
Depresiasi/Jam = {(Harga perolehan – Nilai sisa)/Taksiran jam jasa }
Depresiasi = {(Depresiasi/jam) x Jam penggunaan}
d. Metode jumlah angka
tahun
Akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode
saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
e. Metode unit
produksi
Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat
dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer
pemakaian atau unit unit kegiatan yang lain. Harga perolehan dikurangi
nilai sisa merupakan dasar penyusutan.
Depresiasi dihitung sebagai berikut :
Depresiasi/satuan = {(Harga perolehan – Nilai sisa) /Taksiran hasil produksi}
Depresiasi = (Depresiasi/satuan x satuan hasil produksi)
Depresiasi/satuan = {(Harga perolehan – Nilai sisa) /Taksiran hasil produksi}
Depresiasi = (Depresiasi/satuan x satuan hasil produksi)
Komentar
Posting Komentar